MENU

Lihat Informasi:

KOMENTAR

Tunda

Nama Lain :
Propinsi : BANTEN
Kabupaten : KABUPATEN SERANG
Kecamatan : Tirtayasa
Koordinat :

5° 48' 43.000" LS 106° 16' 47.000" BT


Gambaran Umum

Pulau Tunda merupakan salah satu gugusan pulau dari 17 pulau yang berada di Kabupaten Serang Provinsi Banten, secara administratif Pulau Tunda terletak di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Dilihat secara geografis Pulau tunda terletak di koordinat 5° 48’ 43’’ LS dan 106° 16’ 47’’ BT . Di Pulau tunda terdapat satu desa atau kelurahan yakni Kelurahan Warga Sara. Pulau dengan luas 289,79 Ha ini terbagi dalam dua kampung yaitu kampung barat dan timur.

Secara keseluruhan Kelurahan Warga Sara terbagi menjadi 2 RW dan 6 RT, 1 RW dan 4 RT terletak di Kampung Timur dan 1 RW dan 2 RT terletak di Kampung Barat. Pemukiman dan jalan desa hanya menempati setengah bagian pulau saja yang membentang dari bagian timur pulau hingga bagian tengah.

Pulau Tunda dahulu lebih dikenal dengan nama Pulau Babi oleh penduduk sekitar Serang, tidak ada sejarah tentang penamaan Pulau Babi tersebut. Asal nama Pulau Tunda berasal dari kata “Penundaan” hal ini karena Pulau Tunda sering digunakan sebagai tempat transit barang-barang yang akan diangkut oleh kapal. Asal mula nama desa adalah desa Pulau Tunda yang kemudian diganti menjadi Warga Sara yang memiliki arti hukum sara.

Secara geologi, wilayah Pulau Tunda/Desa Wargasara merupakan pulau vulkanik yang terbentuk dari endapan beku lava. Topografi daratan Pulau Tunda datar (0 -3 m dpl) dengan bagian timur lebih tinggi 1 - 2 meter dari bagian baratnya. Kondisi morfologi pantainya berpasir dan bervegetasi mangrove di bagian timur dan selatan pulau.

Secara umum pemanfaatan lahan di Pulau Tunda didominasi oleh semak belukar, hanya sekitar 10 hektar lahan yang dijadikan area untuk perumahan dan fasilitas umum. Dalam jumlah terbatas, secara tradisional lahan penduduk juga dimanfaatkan untuk hortikultura seperti cabai serta tanaman perkebunan seperti kelapa, sukun, dan jambu air. Masyarakat juga mengembangkan pembesaran pohon kayu jenis albasiah.


Kependudukan, Sosial Budaya dan Kelembagaan

Berdasarkan data Kelurahan Warga Sara Tahun 2012, Pulau Tunda merupakan pulau yang ditempati oleh 1.115 orang penduduk dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 364 KK. Pulau Tunda memiliki 2 Rukun Warga (RW) dan 4 Rukun Tetangga (RT). Masing-masing RW dipimpin oleh ketua RW, dengan kantor pusat pemerintahan Kelurahan Warga Sara yang terletak di Pulau Tunda.

Penduduk Pulau Tunda sebagian besar merupakan penduduk yang hidup turun temurun di daerah tersebut. Nenek moyang penduduk Pulau Tunda menurut warga sekitar berasal dari daerah pantura Kabupaten Serang terutama dari Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang.

Penduduk Pulau Tunda memiliki matapencaharian sebagai nelayan, buruh tani, pedagang, wiraswasta, tukang, dan PNS dengan persentase: nelayan 80%, buruh tani 10%, dan yang lainnya sekitar 10%. Dilihat dari sisi kesejahteraan ekonominya, 200 KK diantaranya masuk dalam kelompok prasejahtera dan sejahtera 1 sehingga apabila dihubungkan antara matapencaharian dan kondisi kesejahteraan ekonominya, diindikasikan bahwa matapencaharian penduduk sebagai nelayan di wilayah tersebut belum memberikan kesejahteraan yang cukup bagi keluarga yang ditanggungnya.


Ekosistem dan Sumberdaya Hayati

Secara umum kondisi penutupan karang hidup pada lokasi pengamatan Pulau Tunda berkisar antara 8,96% - 42,42%. Kondisi penutupan ini termasuk dalam kriteria karang buruk hingga sedang. Kondisi penutupan substrat dasar di kedalaman 3 meter oleh kategori karang hidup sebesar 42,42%. Penutupan kategori abiotik terlihat cukup tinggi sebesar 32,2% dan biotik lainnya sebesar 14,5%. Sedangkan penutupan karang mati yang terlihat sebesar 8,84% dan alga sebesar 2,04%. Pada kedalaman 10 meter, penutupan paling tinggi terlihat oleh substrat abiotik sebesar 59,04%.

Lima jenis lamun ditemukan di Pulau Tunda, yaitu Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Enhalus acoroides, Halophila ovalis serta Thalassia hemprichii. Pulau Tunda memiliki dua ekosistem lamun dengan karakteristik yang berbeda. Ekosistem lamun di sebelah utara Pulau Tunda memiliki substrat berbatu dengan sedikit pasir dipermukaan dan perairan yang jernih. Sebaliknya, ekosisitem lamun di sisi selatan pulau memiliki substrat pasir berlumpur dan perairan yang keruh.  Hal ini disebabkan karena di sisi selatan pulau berdekatan dengan ekosistem mangrove yang kaya akan nutrien.

Mangrove yang terdapat di Pulau Tunda ada 7 jenis, yaitu Bruguiera gymnorrhiza (Bg), Ceriops decandra (Cd), Rhizopora apiculata (Ra), Rhizopora mucronata(Rm), Rhizopora stylosa (Rs), Sonneratia caseolaris (Sc) serta Xylocarpus granatum (Xg).  Pengamatan mangrove dilakukan di sisi selatan.


Sumberdaya Non Hayati


Aktivitas Pengelolaan Sumberdaya

Kegiatan aktivitas pengelolaan perikanan di wilayah perairan Pulau Tunda adalah perikanan tangkap dengan menggunakan pancing dan armada penangkapan kapal kayu tradisional. Jumlah armada nelayan pancing di Pulau Tunda adalah sebanyak 73 armada tangkap dengan jumlah ABK sebanyak 3 sampai 5 orang untuk 1 kapal. Wilayah penangkapan nelayan berada di sekitar perairan Pulau Tunda, Serang dengan jenis ikan yang ditangkap merupakan ikan konsumsi yang terdiri dari tenggiri, tongkol, kuwe, kakap dan kerapu dengan jumlah tangkapan untuk skala kecil saja. Ikan hasil tangkapan biasanya dijual langsung kepada pengepul di Pulau Tunda.


Lingkungan


Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di Pulau Tunda sudah cukup baik di bidang transportasi, peribadatan, pendidikan, dan penunjang kepemerintahan namun masih belum memadai terutama pada bidang penerangan, sanitasi lingkungan, dan kesehatan.

Jenis sarana transportasi yang ada di Pulau Tunda terdiri dari transportasi darat dan transportasi laut. Sarana transportasi darat meliputi sepeda motor, sepeda, motor gerobak, dan gerobak. Sarana transportasi tersebut didukung dengan prasarana jalan yang terbuat dari paving block dengan lebar sekitar 2-3 meter yang menghubungkan kampung barat dan kampung timur di wilayah desa tersebut. Jalan tersebut dibangun pada tahun 2008 dengan sumber dana yang berasal dari Pemkab Serang dan Program PPIP.

Sumber energi listrik di Pulau Tunda berasal dari PLTD dan PLTS. PLTD merupakan hasil swadaya dari Bapak Tomed DPRD RI pada saat masa kampanye yang lalu. PLTD tersebut mampu menghasilkan listrik sebesar 35 KW yang pengelolaannya diserahkan kepada penduduk setempat namun, karena mahalnya tarif listrik yang dibebankan kepada penduduk untuk biaya operasionalnya yaitu berkisar dari Rp 3.500 - 6.500,-/malam maka hanya sebagian penduduk yang tergolong mampu saja yang dapat menggunakannya.

Penduduk Pulau Tunda rata-rata memiliki sumur gali dengan kedalaman 2 - 4 meter sebagai sumber air bersihnya. Sumur ini selalu mengeluarkan air sepanjang tahun dan selalu berasa tawar tidak payau. Air dari sumur tersebut dimanfaatkan warga untuk kebutuhan MCK dan minum walaupun ada sebagian warga yang membeli air galon/air isi ulang seharga Rp 5.000,-/galon untuk keperluan minumnya. Air galon tersebut diperoleh dari instalasi pengolahan air minum reverse osmosis bantuan dari Pemkab Serang yang pengelolaannya diserahkan kepada penduduk setempat.

Sarana kesehatan di Pulau Tunda masih sangat minim. Di Pulau Tunda hanya terdapat sebuah puskesmas, sebuah Posyandu, dan sebuah rumah bersalin. Tenaga medis di pulau ini hanya terdapat satu orang bidan yang dibantu oleh sepuluh kader kesehatan yang semula diambil dari ibu-ibu PKK.

Sarana pendidikan di Pulau Tunda meliputi 1 buah Taman Kanak-kanak (TK), 3 buah sekolah dasar (SD), 1 buah madrasah (MTS), dan 1 buah sekolah menengah pertama (SMP). Guru yang sudah PNS baru berjumlah 3 orang sisanya adalah tenaga honor yang diambil dari penduduk Pulau Tunda.

Sarana peribadatan di Pulau Tunda meliputi satu buah masjid yang terletak di Kampung Timur, 1 buah musholla yang terletak di Kampung Barat, dan 2 buah Majelis Ta’lim yang masing-masing terletak di Kampung Timur dan Barat. Masjid di Pulau Tunda dibangun pada tahun 2007 yang dananya sebagian besar berasal dari swadaya penduduk Pulau Tunda yang hingga kini kondisinya masih belum selesai dibangun.

Sarana untuk saluran pembuangan air kotor/selokan sudah 70% memenuhi kebutuhan penduduk Pulau Tunda. Penduduk Pulau Tunda sudah memiliki kesadaran yang cukup baik dalam membuang sampah namun untuk aktivitas MCK masih sangat kurang.

Sarana komunikasi yang digunakan oleh penduduk Pulau Tunda adalah handphone sehingga keberadaan wartel sudah tidak ada lagi. Sinyal handphone tersebut didukung dengan adanya pemancar sinyal atau menara BTS milik PT. Telkom.


Peluang Investasi

Kegiatan investasi yang saat ini masih berjalan di Pulau Tunda adalah perkebunan pohon albasiah dimana modalnya berasal dari investor dari luar pulau. Kegiatan investasi yang lain yang cukup potensial adalah wisata bahari mengingat banyak para wisatawan yang datang untuk menyelam atau hanya sekedar memancing di sekitar perairan Pulau Tunda namun sayang masih belum dikembangkan secara profesional.


Potensi dan Arahan Pengembangan


Kendala Pengembangan


Referensi



Karena keterbatasan SDM dalam penginputan dan pengolahan data, kami mohon maaf atas ketidak lengkapan beberapa data pulau yang kami tampilkan, harap dimaklumi. Berikan keritik dan saran pada kolom komentar agar kita dapat bersama menyajikan sebuah data yang cukup sempurna untuk halayak ramai yang berguna demi kesejahterahan, kelestarian dan keindahan pulau-pulau kecil yang dimiliki Indonesia.
*Jika sekiranya anda memiliki data yang cukup banyak, silakan mengirimkan file melalui email kami di identifikasippk@gmail.com